Kabar Dari Kayen


JAGAD JAWA, Kabupaten Pati, memiliki sekitar 21 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Kayen. Letak kecamatan ini adalah berjarak dari pusat kota Pati sekitar 17 Km. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sukolilo, sebelah utara ada kabupaten Kudus dan Kecamatan Gabus, sedangkan sebelah timurnya berbatasan dengan Kecamatan Tambakromo dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan (Purwodadi).
Kayen merupakan sebuah kecamatan yang terletak paling ujung selatan dari Kabupaten Pati. Untuk mendapatkan gambaran lebih banyak tentang kecamatan Kayen bisa berkunjung ke informasi yang telah di susun oleh WIKIPEDIA (klik sini).

Jagad Jawa ingin menulis tentang Kayen karena ada beberapa tulisan tradisi yang bisa dipertanggungjawabkan bercerita tentang Kayen, yaitu “Sejarah Kawitane Wong Jawa lan Wong Kanung”, yang memberikan gambaran awal tentang kondisi awal pulau Jawa sebelum menjadi seperti sekarang ini. Buku ini di tulis pada tahun 1931, menggambarkan sebuah peta kuna yang menggambarkan beberapa gugusan pulau yang membentuk Jawa. Peta ini digambarkan sebuah pulau tanpa nama yang disitu terdapat Gunung Kamput, Gunung Kawi, Arjuna, Welirang dan Penanggungan. Di bagian utara pulau besar tanpa nama tersebut terdapat tiga pulau, yaitu Medunten di timur laut dan Jawa Purwa serta satu pulau tanpa nama yang lebih kecil tepat di sebelah utara. Untuk membaca lebih tentang tulisan dalam buku tersebut, bisa langsung berkunjung ke blognya mas Kumitir yang telah lama menulisnya: Sejarah Kawitane Wong Jawa lan Wong Kanung (Klikken).

Selanjutnya tertulis bahwa saat itu ada dua pegunungan Kendheng, Pegunungan Kendheng Selatan yang disebut Pegunungan Kendheng Tua dan Pegunungan Kendheng Utara yang disebut dengan sebutan Nusa Kendheng. Pegunungan Kendheng Selatan merupakan rangkaian dari pegunugan Kabuh di Kabupaten Jombang dan membujur ke barat hingga Pegunungan Masaran Kabupaten Sragen. Pegunungan  Kendheng Selatan dulu berasal dari Pegunungan Watujago yang terbelah akibat gempa besar yang disertai meletusnya Gunung Lawu pada 9.000 tahun yang lalu. Letusan ini mengakibatkan terbentuknya lembah Ngawi yang sekarang ini menjadi jalur aliran Bengawan Solo.

Sebelum terjadi gempa, pegunungan watujago telah dihuni oleh manusia yang masih telanjang dan berupa kera besar yang memakan hewan-hewan kecil dan buah-buahan yang diperoleh dari pegunungan ini. Oleh orang lain yang lebih memiliki kebudayaan, orang-orang seperti ini disebut dengan “Wong Legana”, Gandruwo atau “Monyet Limuri”. Kendheng Utara (Nusa Kendhang) pada 5.000 tahun yang lalu, yang saat itu masih berupa pulau dengan tiga semenanjung, telah dihuni oleh “wong-suku Lingga” yang lebih maju daripada “Wong Legena” karena telah bisa membuat senjata dari batu yang di asah.

Deskripsi pulau Jawa pada masa ini bisa menjadi petunjuk awal untuk terus melacak peninggalan-peninggalan bersejarah di Pegunungan Kendheng Utara. Termasuk kabar baru yang ditemukan akhir tahun 2011 lalu di Kecamatan Kayen. Antara lain adalah di sebelah selatan Makam Syekh Jangkung, tepatnya di Desa Duren Sawit dan Desa Beketel ada beberapa ada peninggalan berupa Goa Dedor, dan masih banyak lagi Goa-goa disana jika kita telusuri sampai ke Kabupaten Purwodadi. Ada juga penemuan di sekitar Makam Ki Gede Miyono berupa monument berbahan bata kuna yang berukuran tebal 8-10 cm, lebar 23-24 cm dan panjang 39 cm masih utuh terpendam dalam tanah. Di sekitar bangunan tersebut juga ditemukan berapa komponen bagian candi seperti antefiks dan kemuncak sehingga terdapat kemungkinan bahwa bangunan ini adalah sebuah candi. Selain itu juga ditemukan artefak berbahan bata seperti wadah peripih, antefiks, kemucuk canti, bata candi berpelipit, dan bata tulis. Kemudian artefak berbahan batu putih seperti Arca Mahakala, umpak dan kemuncak candi. Benda-benda lain yang berbahan logam dan keramik juga ditemukan seperti darpana, piring, mangkuk dan lampu gantung.

Berdasarkan hasil peninjauah Tim Balar Yogyakarta di Situs Kayen, diperoleh kesimpulan bahwa temuan tersebut mempunyai nilai arkeologi dan kesejarahan yang cukup tinggi dalam kaitanya penyusunan historiografi di Indonesia, terutama temuan struktur bata yang diduga sebagai candi ini merupakan temuan baru karena berada di wilayah Pantai Utara Jawa. Temuan candi berbahan bata sejenis banyak dijumpai di wilayah pedalaman Jawa seperti poros Kedu-Prambanan dan Trowulan.   

Temuan candi ini terletak di area persawahan tepatnya di Dukuh Buloh, Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Hinggga sekarang masih berjalan pencarian benda-benda lainnya yang dianggap masih berhubungan dengan Situs Kayen tersebut. Tahun 2015 pengurus Situs Kayen, karena merasa semakin banyaknya temuan candi di wilayah sana, meminta agar pemerintah mengadakan semacam museum mini, yang bisa dijadikan informasi bagi warga sekitar. Untuk kabar selanjutnya Jagad Jawa juga masih menunggu beritanya.

Foto dikumpulkan dari beberapa informasi yang Jagad Jawa dapat dari Google dengan kata kunci; Penemuan Candi Di Kayen Pati.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk Gabung

Total Pengunjung

Penunjung