Tepat tanggal 21 April, dimana disetiap tanggal ini di Indonesia diperingati sebagai hari Kartini. Raden Ayu Kartini lahir tahun 1879 silam, bertepatan dengan tanggal tersebut juga, banyak terlahir tokoh-tokoh hebat lainnya. Seperti Nabi Muhammad yang diperkirakan juga lahir pada tanggal 21 April 571 Masehi. Pada tanggal yang sama pula, diperingati sebagai hari Kartini (Indonesia), Ulang Tahun Roma (Italia), Menanam Pohon Nasional (Kenya). Untuk mendapatkan info yang lebih lanjut tentang tanggal 21 April ini silahkan berselancar ke Wikipedia.
Raden Ayu Kartini merupakan salah satu tokoh yang lahir di Jepara dan meninggal dunia dalam usia dini di Rembang. Banyak orang yang bilang bahwa Kartini memang masih trah atau keturunan ningrat. Jagad Jawa juga mendapatkan cerita bahwa di jaman itu, keluarga besar Kartini merupakan keluarga yang sangat familiar dengan perkembangan jaman, anak-anaknya di tuntut untuk cerdas mengikuti pendidikan. Supaya bisa bersaing dengan kaum non pribumi era itu. Dari keluarga besarnya ini juga lahir seorang tokoh besar yang mendapatkan gelar Doktor pertama kali, yaitu kakak dari Kartini yang bernama Sosro Kartono.
Hari Kartini
Raden Ayu Kartini dijadikan tokoh pahlawan bangsa sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi. Pengangkatan ini sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 tahun 1964, yang tepatnya diputuskan pada tanggal 2 Mei 1964, yang isinya menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini (21 April) untuk diperingati setiap tahunya sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Sepanjang pengetahuan saya yang terbatas, tokoh wanita yang diperingati hari kelahirannya hanyalah Raden Ayu Kartini. Kenapa namanya begitu menggema dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama sampai membuat surat keputusan dan menetapkan Raden Ayu Kartini sebagai Pahlawan Perjuangan. Apa jasanya? Salah satu yang bisa dilacak adalah tulisan surat-surat Raden Ayu Kartini yang sudah di bukukan, perempuan yang pada era itu berani bertanya jawab dengan guru spiritual (agama). Ikut mengangkat dan mencerdaskan para perempuan wanita pribumi. Namun demikian tentang kebenaran surat-surat Kartini ini ada juga yang masih meragukannya.
Diduga bahwa J.H Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang menulis tentang surat-surat Raden Ayu Kartini ini di terbitkan saat pemerintahan kolonial Belanda, yang saat itu menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis tersebut. Hingga saat inipun sebagian besar naskah asli surat-surat Kartini ini tak diketahui keberadaanya, menurut Sulastin Sutrisno (almarhum), jejak keturunan J.H. Abedanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Tentang surat keputusan presiden yang menetapkan tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini inipun juga ada beberapa pihak yang tidak begitu menyetujui, alasanya adalah wilayah perjuangan Kartini hanya di Jepara dan Rembang saja, Kartini tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah, sikap Raden Ayu Kartini yang terkesan pro terhadap kehidupan poligami era itu juga bertentangan dengan pandangan kaum feminis atas arti emansipasi wanita, kematian Raden Ayu Kartini yang mendadak (umur 25 tahun) setelah melahirkan anaknya, dan masih banyak alasan lainya. Sedangkan pihak yang pro Kartini mengatakan bahwa Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajad kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional, karena ide dan gagasan pembaharuannya tersebut telah berjuang untuk kepentingan bangsanya.
Nama Kartini tidak hanya harum di Indonesia saja, melainkan juga di Belanda digunakan sebagai nama Jalan. Diantaranya adalah di Utrecth nama jalan Kartinistraat, jalan ini merupakan salah satu jalan utama, berbentuk U yang uuraanya lebih besar dibandingkan dengan jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh pejuang Belanda lainya. Tidak hanya disana, masih ada lagi di Venlo, Amsterdam dan Haarlem. Penggunaan nama Kartini sebagai nama jalann di Belanda ini mungkin sebagai rasa hormat atas perjuanganya, atau sebuah momentum tersendiri bagi Belanda tentang sosok tokoh perempuan yang bernama Raden Ayu Kartini.
Foto diambil dari google dengan kata kunci Kartini.
Raden Ayu Kartini merupakan salah satu tokoh yang lahir di Jepara dan meninggal dunia dalam usia dini di Rembang. Banyak orang yang bilang bahwa Kartini memang masih trah atau keturunan ningrat. Jagad Jawa juga mendapatkan cerita bahwa di jaman itu, keluarga besar Kartini merupakan keluarga yang sangat familiar dengan perkembangan jaman, anak-anaknya di tuntut untuk cerdas mengikuti pendidikan. Supaya bisa bersaing dengan kaum non pribumi era itu. Dari keluarga besarnya ini juga lahir seorang tokoh besar yang mendapatkan gelar Doktor pertama kali, yaitu kakak dari Kartini yang bernama Sosro Kartono.
Hari Kartini
Raden Ayu Kartini dijadikan tokoh pahlawan bangsa sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi. Pengangkatan ini sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 tahun 1964, yang tepatnya diputuskan pada tanggal 2 Mei 1964, yang isinya menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini (21 April) untuk diperingati setiap tahunya sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Sepanjang pengetahuan saya yang terbatas, tokoh wanita yang diperingati hari kelahirannya hanyalah Raden Ayu Kartini. Kenapa namanya begitu menggema dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama sampai membuat surat keputusan dan menetapkan Raden Ayu Kartini sebagai Pahlawan Perjuangan. Apa jasanya? Salah satu yang bisa dilacak adalah tulisan surat-surat Raden Ayu Kartini yang sudah di bukukan, perempuan yang pada era itu berani bertanya jawab dengan guru spiritual (agama). Ikut mengangkat dan mencerdaskan para perempuan wanita pribumi. Namun demikian tentang kebenaran surat-surat Kartini ini ada juga yang masih meragukannya.
Diduga bahwa J.H Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang menulis tentang surat-surat Raden Ayu Kartini ini di terbitkan saat pemerintahan kolonial Belanda, yang saat itu menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis tersebut. Hingga saat inipun sebagian besar naskah asli surat-surat Kartini ini tak diketahui keberadaanya, menurut Sulastin Sutrisno (almarhum), jejak keturunan J.H. Abedanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Tentang surat keputusan presiden yang menetapkan tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini inipun juga ada beberapa pihak yang tidak begitu menyetujui, alasanya adalah wilayah perjuangan Kartini hanya di Jepara dan Rembang saja, Kartini tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah, sikap Raden Ayu Kartini yang terkesan pro terhadap kehidupan poligami era itu juga bertentangan dengan pandangan kaum feminis atas arti emansipasi wanita, kematian Raden Ayu Kartini yang mendadak (umur 25 tahun) setelah melahirkan anaknya, dan masih banyak alasan lainya. Sedangkan pihak yang pro Kartini mengatakan bahwa Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajad kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional, karena ide dan gagasan pembaharuannya tersebut telah berjuang untuk kepentingan bangsanya.
Nama Kartini tidak hanya harum di Indonesia saja, melainkan juga di Belanda digunakan sebagai nama Jalan. Diantaranya adalah di Utrecth nama jalan Kartinistraat, jalan ini merupakan salah satu jalan utama, berbentuk U yang uuraanya lebih besar dibandingkan dengan jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh pejuang Belanda lainya. Tidak hanya disana, masih ada lagi di Venlo, Amsterdam dan Haarlem. Penggunaan nama Kartini sebagai nama jalann di Belanda ini mungkin sebagai rasa hormat atas perjuanganya, atau sebuah momentum tersendiri bagi Belanda tentang sosok tokoh perempuan yang bernama Raden Ayu Kartini.
Foto diambil dari google dengan kata kunci Kartini.
0 komentar:
Posting Komentar